BAB III
GAMBARAN KAWASAN
3.1 Kategori Lingkungan dan Bangunan Pemugarannya
Situ atau setu Babakan merupakan danau dimana airnya
berasal dari Sungai CIliwungdan saat ini digunakan untuk memancing bagi
warga sekitarnya. Danau ini juga merupakan tempat untuk rekreasi air seperti
memancing, sepeda air, atau bersepeda mengelilingi tepian setu.Setu
Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah,
kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Secar geografis terletak pada 106°48’30’’ BT - 106°49’50’’ dan 06°20’07’’ LS - 06°21’10’’. Situ babakan merupakan situ yang terletak dikawasan perkampungan budaya betawi (PBB), selain situ mangga bolong. Awalnya luas PBB adalah 165 ha dan setelah pemakaran PBB menjadi 289 ha.
(gambar 3.1 peta setu babakan)
Batas fisik wilayah situ babakan adalah :
a.
Sebelah utara
jalan Moch. Kahfi II,
b.
Sebelah timur
jalan desa putra dan jalan mangga bolong timur,
c.
Sebelah selatan
jalan tanah merah, jalan srengseng sawah dan jalan puskesmas
d.
Sebelah barat
jalan Moch. Kahfi II
Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang
ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan
budaya Betawi secara berkesinambungan. Perkampungan yang terletak di selatan
Kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan
yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli
secara langsung. Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih
mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi, memancing, bercocok
tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi.
Melalui cara hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan
taraf hidupnya.
3.2 Bentuk Arsitektur
Terdapat 3
tipe rumah tradisional betawi di situ babakan yaitu Joglo, Gudang, dan
Bapang.Jenis dibedakan oleh atap dan lebarnya rumah.
1.
Rumah Gudang
Rumah Gudang memiliki atap berbentuk pelana atau
perisai. Struktur atap rumah gudang tersusun dari kerangka kuda-kuda, yaitu
perisai ditambah satu elemen struktur atap, yaitu jure Struktur kuda-kuda yang
terdapat pada rumah Gudang sudah mulai tercapatnya batang- tekan miring (dua
buah) yang saling bertemu pada sebuah batang tank tegak yamg pada rumah Betawi
lazim disebut wider. Sistem seperti ini tidak dikenal pada rumah-rumah
tradisional lainnya di Indonesia. Sistem ini merupakan sistem atap yang digunakan
oleh orang Belanda di dalam membangun rumah. Pada bagian depan rumah Gudang
terdapat sepengaal atap miring yang disebut juga topi atau dak atau markis yang
berfungsi menahan cahaya matahari atau tampias hujan pada ruang depan yang
selalu terbuka itu. Dak ini ditopang oleh sekor-sekor, baik yang terbuat dari
kayu atau besi.
2.
Rumah Joglo
Rumah Joglo ini merupakan hasil pengaruh langsung
dari arsitektur atau kebudayaan Jawa pada arsitektur rumah Betawi. Pada rumah
Joglo Jawa, "integrasi" antara denah, tiang-tiang penopang struktur
atap dan struktur atapnya sendiri, sedangkan pada rumah Joglo Betawi unsur ini
tidak beaitu nyata. Selain itu pada rumah Joglo Jawa struktur bagian Joglo dari
amp disusun oleh sistem struktur temu gelang atau payung, sedangkan pada rumah
Joglo Betawi disusun oleh kuda-kuda. Sistem kada-kuda pada rumah Joglo Betawi
yakni kuda-kuda "Timur yang tidak mengenal batang-batana diagonal seperti
yang terdapat pada sistem kuda-kuda Barat yang diperkenalkan oleh Belanda.
3.
Rumah Bapang atau
Kebaya.
Pada prinsipnya atap rumah Bapang adalah bentuk
pelana. Tetapi berbeda dengan atap rumah Gudang, bentuk pelana rumah Bapang,
tidak penuh. Kedua sisi luar dari atap rumah Bapang sebenarnya dibeniuk oleh
terusan (sorondoy) dari atap pelana tadi yang terletak di bagian tengahnya.
Dengan demikian, maka yang berstruktur kuda-kuda adalah bagian atap pelana yang
berada di tengah ini. Dalam hal ini, sistem struktur atap yang dipakai adalah
sistem kuda-kuda Timur.
Perubahan sosial kemasyarakatan terkait lifestyle
Betawi dan pariwisata.
Perubahan Sosial Kemasyarakatan Setu Babakan terjadi
karena bertambahnya penduduk dan perluasan hunian pada kawasan Setu Babakan,
tingginya kebutuhan Hunian hingga adanya pendatang baru pada kawasan Setu
Babakan merupakan salah satu faktor penyebab dari perubahan sosial
kemasyarakatan kawasan ini, lifestyle Betawi sedikit kehilangan keaslianya
dengan banyaknya hunian-hunian baru yang terakomodasi oleh pariwisata, setelah
di berlakukanya Pemprov DKI sebagai daerah wisata sesuai Perda No 2 tahun 2005,
banyak hunian yang berubah baik dari tipologi bangunan, fungsi maupun ciri
visual dari lifestyle Betawi.
3.3 Elemen Arsitektural yang Khas
Arsitektur adalah salah satu bentuk hasil kebudayaan
suatu masyarakat. Arsitektur juga dapat memberikan gambaran mengenai
hasil kebudayaan lainnya seperti teknologi, kesenian, dll. Di situ babakan,
jenis bangunan berarsitektur khas betawi sudah tidak terlihat lagi secara utuh
kecuali bagian teras atau serambi yang masih dihadirkan dalam ukuran besar dan
seadanya. Pada umumnya masyarakat betawi menambahkan bentuk ornament pada
bagian listplank yang memiliki ukuran atau pola tertentu khas betawi pada
bangunan rumah karena mudah dan murah.
(gambar 3.2 detail
arsitektur betawi)
3.4 Material
Material yang digunakan pada Rumah Betawi di Setu
Babakan adalah kayu dan beton.
(gambar 3.3 bangunan arsitektur
betawi)
(gambar 3.4 material kayu)
(gambar 3.5 material beton)
3.5 Warna Bangunan
Warna bangunan yang digunakan pada rumah Betawi di
Setu Babakan adalah Coklat, Kuning, dan Biru. Arti dari Warna kuning
adalah keceriaan dan warna biru berarti kesejukan. Kesimpulannya, orang Betawi
memiliki sifat ceria dan memberikan kesejukan.
(gambar 3.6 bangunan
arsitektur betawi)
(gambar 3.7 material warna coklat)
(gambar 3.8 material warna kuning)
(gambar 3.9 material warna hijau)
Sumber :